Monday, February 11, 2019

SKRIPSI PERAN WANITA TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA



 I. PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Gerakan wanita atau lebih dikenal sebagai gerakan gender sebagai gerakan politik sebenarnya berakar pada suatu gerakan yang dalam akhir abad ke 19 sebagai gerakan barat yang dikenal sebagai gerakan” suffrage” yaitu gerakan untuk memajukanwanita baik disisi kondisi kehidupanya maupun mengenai status dan peranya. Intinya dari perjuangan mereka menyadari bahwa didalam masyarakat ada satu golongan manusia yang belum banyak terpikirkan nasibnya golongan tersebut adalah kaum wanita Saparinah Saldi dalam Ihromi (1995).
Posisi wanita dalam kehidupan sosial, selalu dinilai sebagai makhluk yang lemah dibanding pria.Gejala seperti ini menentukan kaum wanita yang eksistensinya tidak begitu diperhitungkan. Untuk memenuhi kebutuhan  materialnyawanita  tergantung kepada pria sebagai pencari nafkah. Pembagian peran di sektor publik untuk lelaki, dan sektor domestik untuk perempuan terutama terlihat jelas di  lingkungan  keluarga  ekonomi  menengah  ke atas. Sedang pada keluarga ekonomi menengah ke  bawah  pembagian  peran  kerja  berdasarkan sistem patriarkal mengalami perubahan. Kesulitan ekonomi memaksa mereka kaum wanita dari kelas ekonomi rendah untuk ikut berperan dalam meningkatkan  pendapatan  keluarganya  dengan bekerja  di  luar  sektor  domestik.  Keterlibatan wanita  dalam  sektor  domestik  memang dianggap sebagai peran kodrati sebagai ibu rumah tangga dan keterlibatan mereka disektor publik disebut sebagai peran ganda.
pembangunan bangsa, perempuan merupakan sumber daya pembangunan yang merupakan sebagian dari sumber daya manusia disamping sumber daya alam., bagaimanapun kayanya sumber daya alam tetapi tanpa adanya suatu kreatifitas dari wanita yang berkualitas maka kekayaan alam itu kurang dapat dimanfaatkan, sehingga untuk sekarang ini para istri banyak kerja produktif didalam maupun diluar rumah dan ciri yang sesungguhnya dari ini berbeda-beda dari suatu budaya lainya yang salah satunya bekerja di sektor pertanian
Kabupaten Muna Barat merupakan kabupaten yang baru mekar pada tahun 2015. Namun demikian tetap saja sektor pertanian merupakan sektor utama sebagai mata pencaharian utama keluarga. Suami sebagai tulang punggung keluarga, namun terkadang tidak sedikit istri yang ikut serta dalam membantu suaminya untuk meningkatkan pendapatan  keluarganya.
membina keluarga istri mampu meningkatkan perannya dalam memperbaiki kondisi perekonomian keluarga dengan bekerja disektor informal. Para perempuan umumnya memberikan sumbangan yang berarti pada pendapatan keluarga baik secara tidak langsung berupa kerja rumahan maupun secara langsung mereka dapatkan seperti berdagang dipasar, membuka warung rumahan, tukang jahit maupun membantu suami dalam memasarkan hasil pertanian (Moore 1998), maka dengan yang dilakukan isteri seperti ini keluarga yang berpenghasilan rendah dan kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan pokoknya tidak lagi bergantung pada penghasilan suami atau kepala keluarga.Namun dalam menjalankan peran untuk meningkatkan pendapatan keluarganya isteri masih terdapat beberapa tantangan seperti akses terhadap sumber sumber alam, kondisi kerja maupun pendistribusian hasil kerja (Moore 1998).
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan kajian khusus tentang peran wanita tani dengan judul penelitian Peran Wanita Tani dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga di Desa Barangka Kecamatan Barangka Kabupaten Muna Barat”.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1.      Bagaiman peran wanita tani dalam meningkatkan pendapatan keluarga?
2.      Bagaimana tantangan yang dialami wanita tani dalam menjalankan peran untuk meningkatkan pendapatan keluarga?
C.    Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui peranwanita tani dalam meningkatkan pendapatan keluarga dan untuk mengetahui tantangan yang dialami wanita tani dalam menjalankan peran untuk meningkatkan pendapatan keluarganya ?
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1.        Bagi wanita tani, penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan pendapatan rumahtangga serta pengembangan usaha yang akan dijalankan.
2.        Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan dibidang penelitian yang sejenis dan sebagai pengembangan penelitian lebih lanjut.
3.        Diharapkan bisa menjadi salah satu bahan acuan dalam merumuskan beberapa kebijakan pembangunan khususnya yang menyangkut kondisi kehidupan masyarakat petani.

silahkan download filenya 

UJI KUALITAS MADU LEBAH HUTAN (Apis dorsata) YANG DIPASARKAN


I.     PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Kerusakan hutan dianggap sebagai hasil dari pengelolaan hutan yang kurang baik dan terus menerus serta kondisi masyarakat yang kurang mendukung usaha-usaha pelestarian hutan, kini semakin luas dan mulai menimbulkan terjadinya banjir dimusim hujan serta kekeringan dimusim kemarau. Oleh sebab itu pengalihan energi manusia dari merusak hutan berupa kegiatan pengelolaan hasil hutan kayu maupun perambahan menjadi lahan pertanian ke pengelolaan hasil hutan bukan kayu (HHBK) akan mereduksi tekanan dan hambatan pada pemulihan hutan. Keberhasilan upaya tersebut merupakan salah satu pilar konservasi hutan, karena tidak hanya mempertahankan pohon-pohon sebagai penghasil kayu tetapi juga biodiversitas nabati dan hewani akan terjamin kelestariannya.
Salah satu produk hasil hutan bukan kayu yang menjadi prioritas pengembangan Kementerian Kehutanan dan menjadi komoditas unggulan adalah madu. Madu merupakan salah satu produk hasil hutan yang sudah lama dikenal oleh masyarakat dan memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai suplemen kesehatan, kecantikan, anti toksin, obat luka, dan sebagai bahan baku dalam industri makanan dan minuman. Dengan luas hutan yang mencapai 136,88 juta ha (Kementerian Kehutanan, 2010) potensi pengembangan madu di Indonesia cukup besar. Sumber daya hutan itu dapat dikembangkan sebagai ekosistem dan peternakan lebah madu. Diperkirakan rata-rata produksi madu seluruh Indonesia


sekitar 4000 ton setiap tahunnya, dan dari produksi tersebut sekitar 75 % dihasilkan dari perburuan madu liar di hutan (Kuntadi, 2008).
Peningkatan pemasaran madu baik pada pasar domestik maupun pada  pasar internasional akan menghadapi tantangan yang semakin kuat dalam era globalisasi, ditandai dengan terbentuknya Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang terus mempromosikan liberalisasi perdagangan dunia dan berkompeten untuk menghasilkan aturan perdagangan antar negara. Kesepakan liberalisasi perdagangan yang telah disepakati oleh Indonesia baik lingkup bilateral, regional maupun dunia menjadikan suatu keharusan agar kita bisa menghasilkan produk khususnya madu dengan kualitas yang baik dan dengan harga bersaing agar tidak  kalah bersaing dengan negara lain.
Jaminan akan keaslian dan mutu madu di pasaran dalam negeri belum ada, sebaliknya kecurigaan akan pemalsuan madu selalu ada. Dilain pihak, permintaan produk madu hutan terus meningkat seiring dengan kemajuan teknologi untuk  mengembangkan produk turunan madu. Selain untuk pangan dan minuman, juga untuk bahan dasar kosmetika, pengobatan dan jamu-jamuan, serta untuk keperluan asesoris atau hiasan. Disamping itu, persyaratan mutu masih sangat umum dan diharapkan di kemudian hari lebih diperinci lagi sesuai dengan kemajuan pasaran, produksi dan permintaan.
Madu hutan yang dikelola oleh masyarakat pada dua wilayah di Sulawesi Tenggara yaitu Kabupaten Muna dan Kabupaten Kolaka Timur, berasal dari lebah hutan jenis Apis dorsata yaitu salah satu spesies lebah hutan yang hidupnya liar. Produksi madu yang dihasilkan belum dipasarkan secara luas, hanya sebatas


untuk konsumsi  masyarakat setempat saja, sehingga madu dari wilayah ini belum terlalu dikenal. Selain itu, informasi tentang kualitas madu yang belum diketahui, sehingga masyarakat masih sulit membedakan madu yang asli (alami) dengan madu palsu (campuran), maka dipandang perlu untuk melakukan penelitian mengenai kualitas madu yang dipasarkan oleh masyarakat dengan mengacu pada Standard Nasional Indonesia (SNI) tentang syarat kualitas madu.
1.2.  Rumuan Masalah
Mengingat kebutuhan masyarakat akan madu sebagai salah kebutuhan bahan pangan maupun dalam pengobatan tradisional merupakan suatu peluang besar untuk mengelola jenis hasil hutan bukan kayu tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Belum ada informasi dan data yang jelas tentang kualitas (kadar air, kadar sukrosa, kadar hidroksimetilfulfural)madu dari lebah Apis dorsata yang dipasarkan di Kabupaten Muna dan Kabupaten Kolaka Timur.
2.    Belum diketahui karakteristik (warna, aroma, rasa) madu dari lebah Apis dorsata yang dipasarkan di Kabupaten Muna dan Kabupaten Kolaka Timur.



1.3.  Tujuan dan Kegunaan
Adanya informasi mengenai madu campuran yang beredar di pasaran lokal menimbulkan keraguaan masyarakat dalam membeli madu. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:


1.    Mengetahui kualitas (kadar air, kadar sukrosa, kadar hidroksimetilfulfural) maduApis dorsata yang dipasarkan di Kabupaten Muna dan Kabupaten Kolaka Timur.
2.    Mengetahui karakteristik (warna, aroma, rasa) madu lebah Apis dorsata yang dipasarkan di Kabupaten Muna dan Kabupaten Kolaka Timur.
Pentingnya informasi mengenai kualitas madu agar lebih menambah minat masyarakat dalam mengkonsumsi madu sekaligus dapat menjadi penunjang untuk menembus pasar global, maka kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa dan masyarakat pada umumnya mengenai kualiatasmadu Apis dorsata yang dipasarkan di Kabupaten Muna dan Kabupaten Kolaka Timur.
2.    Sebagai masukan dan pertimbangan bagi pemerintah daerah setempat khususnya dan masyarakat pada umumnya akan pentingnya memperhatikan kualitas madu yang dikonsumsi sebagai bahan pangan dalam menunjang kesehatan.


SKRIPSI PERAN WANITA TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA

  I. PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Gerakan wanita atau lebih dikenal sebagai gerakan gender sebagai gerakan politik sebenarnya...