Monday, January 9, 2012

SISTEM INFORMASI (KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI)


SISTEM INFORMASI

I. KONSEP DASAR
A. KONSEP DASAR SISTEM
Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan
yang lain, yang berfungsi bersamasama
untuk mencapai tujuan tertentu.Secara sederhana,
suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau
variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.
Dari defenisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umu, yaitu :
1. Setiap sistem terdiri dari unsurunsur
2. Unsurunsur
tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan.
3. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.
4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.
B. KONSEP DASAR INFORMASI
Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu
bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu
kejadiankejadian
yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Informasi
merupakan data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan
dalam proses pengabilan keputusan.

C. KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat
manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada
pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang
menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan.
Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi
yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya.

II. KOMPONEN DAN ELEMEN SISTEM INFORMASI
A. KOMPONEN SISTEM INFORMASI
Sistem informasi terdiri dari komponenkomponen
yang disebut blok bangunan (building
blok), yang terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output, komponen
teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data, dan komponen
kontrol. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu
kesatuan untuk mencapai sasaran.
1. Komponen input
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode
dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumendokumen
dasar.
2. Komponen model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan
memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah
ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Komponen output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan
dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.
4. Komponen teknologi
Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, Teknologi digunakan untuk
menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, neghasilkan dan
mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
5. Komponen hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi.
Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah dikatakan
sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari
sistem informasi.
6. Komponen software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan memanipulasi data
yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi.

7. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan
satu dengan yang lain, tersimpan di pernagkat keras komputer dan menggunakan perangkat
lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan
penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan
sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang
baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau
dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database
Management System).
8. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, te,peratur, air,
debu, kecurangankecurangan,
kegagalankegagalan
sistem itu sendiri, ketidak efisienan,
sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk
meyakinkan bahwa halhal
yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur
terjadi kesalahankesalahan
dapat langsung cepat diatasi.

B. ELEMEN SISTEM INFORMASI
Sistem informasi terdiri dari elemenelemen
yang terdiri dari orang, prosedur, perangkat
keras, perangkat lunak, basis data, jaringan komputer dan komunikasi data. Semua elemen ini
merupakan komponen fisik.
1. Orang
Orang atau personil yang di maksudkan yaitu operator komputer, analis sistem,
programmer, personil data entry, dan manajer sistem informasi/EDP
2. Prosedur
Prosedur merupakan elemen fisik. Hal ini di sebabkan karena prosedur disediakan dalam
bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi. Ada 3 jenis prosedur yang dibutuhkan,
yaitu instruksi untuk pemakai, instruksi untuk penyiapan masukan, instruksi pengoperasian
untuk karyawan pusat komputer.
3. Perangkat keras
Perangkat keras bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer (pusat pengolah, unit
masukan/keluaran), peralatan penyiapan data, dan terminal masukan/keluaran.
4. Perangkat lunak
Perangkat lunak dapat dibagi dalam 3 jenis utama :
a. Sistem perangkat lunak umum, seperti sistem pengoperasian dan sistem manajemen data
yang memungkinkan pengoperasian sistem komputer.
b. Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan keputusan.
c. Aplikasi pernagkat lunak yang terdiri atas program yang secara spesifik dibuat untuk
setiap aplikasi.
5. Basis data
File yang berisi program dan data dibuktikan dengan adanya media penyimpanan secara
fisik seperti diskette, hard disk, magnetic tape, dan sebagainya. File juga meliputi keluaran
tercetak dan catatan lain diatas kertas, mikro film, an lain sebagainya.
6. Jaringan komputer
Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang
terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabelkabel
atau tanpa
kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen
dan data.

III. ARSITEKTUR DAN KLASIFIKASI SITEM INFORMASI
A. ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI
Sistem informasi dapat di bentuk sesuai kebutuhan organisasi masingmasing.
Oleh karena
itu, untuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan efisiendiperlukan perencanaan,
pelaksanaan, pengaturan, dan evaluasi sesuai keinginan masingmasing
organisasi. Guna dari
sistem yang efektif dan efisien tidak lain untuk mendapatkan keunggulan dalam berkompetisi.
ELEMEN
SISTEM
INFORMASI
6
Semua orang dapat menggunakan sistem informasi dalam organisasi, tetapi faktor efisiensi
setiap sistem adalah berbeda.
Perlu diketahui, perubahan sistem, baik besar maupun kecil, selalu akan melalui tingkatantingkatan
sebagai berikut :
Tingkat I : Ide, mengetahui perlu adanya perubahan.
Tingkat II : Design, merancang cara pemecahannya.
Tingkat III : Pelaksanaan, menerapkan design ke dalam sistem.
Tingkat IV : Kontrol, memeriksa tingkat pelaksanaan dijalankan sesuai dengan design
Tingkat V : Evaluasi, memeriksa apakah perubahan yang terjadi sesuai dengan tujuan
semula.
Tingkat VI : Tindak lanjut, melaksanakn perubahan sesuai dengan hasil evaluasi yang
ada.

B. KLASIFIKASI SISTEM INFORMASI
Sistem informasi merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan
komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi
yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat di klasifikasikan dari beberapa
sudut pandang, diantaranya :
a. Sistem abstrak atau sistem fisik
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ideide
yang tidak tampak secara
fisik,misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara
manusia dengan Tuhan.
Sistem fisik merupakan sistem secara fisik, misalnya sistem komputer.
b. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia,
misalnya sistem perputaran bumi.

IDE DESIGN PELAKSANAAN EVALUASI

Sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin,
yang disebut human machine system. Sistem informasi berbasis internet merupakan contoh
human machine system karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan
manusia.
c. Sistem deterministik dan sistem probabilistik
Sistem deterministik adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat
diprediksi.
Sistem probabilistik dalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena
mengandung unsur probabilistik.
d. Sistem terbuka dan sistem tertutup
Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan di pengaruhi oleh lingkunagn luarnya.
Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.
Sistem tertutup adalah sistem yang tidak terhubung dan tidak terpengaruh oleh lingkungan
luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar.

IV. KESIMPULAN
Dari hasil penggabungan pekerjaan kami, kami dapat merarik suatu kesimpulan yaitu :
1. Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai
keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan
suatu informasi dalam suatu bidang tertentu.
2. Kriteria dari sistem informasi antara lain fleksibel, efektif dan efisien.
3. Tujuan dari suatu sistem informasi adalah menciptakan suatu wadah komunikasi yang efisien
dalam bidang bisnis.
4. Sistem informasi berbasis internet merupakan sistem informasi yang memanfaatkan secara
maksimal kegunaan dari komputer dan juga jaringan komputer.
5. Sistem informasi berbasis internet merupakan suatu sistem dimana interaksi manusia dan
komputer menjadi peranan yang sangat penting.

DAFTAR PEMBUAT :
I. KONSEP DASAR : FERDINAND MAGALINE
II. KOMPONEN DAN ELEMEN SISTEM INFORMASI : BILLY N MAHAMUDU
III. ARSITEKTUR DAN KLASIFIKASI SISTEM INFORMASI : EDWIN HO

SOLUSI menuju INDONESIA yang lebih BERSIH

Kata legal selama ini selalu dikaitkan dengan kata mahal. Dan ini yang menjadi salah satu alasan mengapa pengguna komputer di Indonesia lebih tertarik menggunakan software ilegal (bajakan) yang harganya jauh lebih murah.

Parahnya, kebiasaan buruk menggunakan produk bajakan ini bukan hanya ada di kalangan pengguna rumahan saja, tetapi juga bisa ditemui di hampir semua kalangan pengguna komputer termasuk kalangan pengusaha, pendidikan, pemuka agama, pemerintahan dan dan bahkan sampai penegak hukum.

Memilukan ... ??? Ya ... dan sayangnya juga sekaligus memalukan.

Mengharapkan pengguna komputer untuk beralih dari software bajakan ke software legal tentunya tidak semudah membalikkan tangan jika tidak adanya ketegasan hukum dan harga software legal tidak terjangkau oleh rata-rata kantong pengguna komputer di Indonesia.

SOLUSI menuju INDONESIA yang lebih BERSIH

Paling tidak ada tiga solusi yang bisa dilakukan agar pengguna komputer di Indonesia bersedia untuk beralih dari software ilegal ke software legal, yaitu :
  1. Penyesuaian Harga : Adanya kesediaan dari vendor software untuk menyesuaikan harga dengan kantong pengguna komputer di Indonesia.
  2. Penegakan Hukum : Adanya ketegasan hukum dari aparat penegak hukum atas maraknya penggunaan software ilegal, termasuk ketegasan di lingkungan aparat sendiri.
  3. Penggunaan Open Source : Adanya kesadaran dari pengguna komputer untuk beralih ke software Open Source yang lebih sesuai dengan kantong Indonesia. GARUDA adalah salah satu contoh software Open Source kreasi lokal yang mudah dalam penggunaannya serta bisa diperoleh secara bebas (tapi tidak berarti 100% gratis).
Dengan adanya peran aktif dari vendor software, penegak hukum, dan pengguna komputer ... bukanlah suatu impian jika suatu saat nanti kita akan melihat INDONESIA yang jauh lebih BERSIH ... minimal di bidang IT.

Sunday, January 1, 2012

pengenalan alat-alat pengamatan mikrobiologi



LAPORAN MIKROBIOLOGI KEHUTANAN
I.                   PENGENALAN ALAT-ALAT PENGAMATAN MIKROBIOLOGIS




OLEH:
JULIANA
D1B5 10 080










LABORATORIUM KEHUTANAN
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011





I.  PENDAHULUAN
A.  Latar belakang
               Mikrobiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mikroorganisme. Rata-rata mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata atau mata telanjang. Oleh karena itu sangat diperlukan peralatan-peralatan laboratorium yang lengkap dalam melakukan suatu penelitian seperti mikroskop yang digunakan dalam melihat mikroorganisme yang sangat kecil ukurannya.
               Dalam penelitian tentang mikroorganisme, diperlukan media tumbuh yang tepat dalam membiakkan mikroorganisme tersebut. Mikroorganisme dapat berkembangbiak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut dengan media. Pembuatan media sebaiknya mempertimbangkan kebutuhan nutrisi dan kondisi lingkungan media yang disukai oleh mikroorganisme itu sendiri
               Beberapa organisme dapat hidup dengan baik pada medium yang sangat sederhana diantaranya mengandung bahan anorganik ditambah dengan sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganisme lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium yang ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya. Akan tetapi yang terpenting, medium harus mengandung nutrient yang mudah larut dalam air (Volk dan Wheeler, 1993).




B.  Tujuan dan Manfaat
Tujuan praktikum ini yaitu:
1. Agar praktikan dapat mengenal beberapa peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian mikrobiologis.
2. Agar praktikan dapat mengetahui fungsi dan mengoprasikan peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian mikrobiologis.
Manfaat praktikum ini yaitu :
1.  Praktikan mengetahui peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian mikrobiologis.
2. Praktikan mengetahui fungsi dan mengoprasikan peralatan yang diutuhkan dalam pengujian mikrobiologis.














II.  TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobiologi ialah ilmu pengetahuan tentang perikehidupan mahkluk-mahkluk kecil yang hanya kelihatan dengan mikroskop (bahasa Yunani: mikros = kecil,  = hidup, logos = kata atau ilmu). Mahkluk-mahkluk itu disebut mikroorganisme, mikroba, protista atau jasad renik. Mikrobiologi mencakup pengetahuan tentang virus (virologi), pengetahuan tentang bakteri (bakteriologi), pengetahuan tentang hewan bersel satu (protozoologi), pengethuan tentang jamur (mikologi), terutama yang meliputi jamur-jamur rendah seperti Phycomycetes, dan juga Ascomycetes, serta Deuteromycetes. Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723) ialah orang yang pertama kali mengetahui adanya dunia mikroorganisme itu. Dengan mikroskop ciptaannya ia dapat meliahat mahkluk-mahkluk kecil yang sebelumnya tidal dapat diduga sama sekali keadaannya. Mikroskop buatan  Leeuwenhoe itu memberikan pembesaran sampai 300 kali. Dari air hujan yang menggenang di kumbang-kumbang dan air jambang bunga itu ia peroleh beraneka hewan bersel satu yang olehnya diberi nama Infusoria atau “hewan tuangan”  ( Dwidjoseputro, 1998 ).
Adapun alat-alat yang dipergunakan pada laboratorium mikrobiologi antara lain :
• Autoklaf
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC.
• Inkubator (Incubator)
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC.
• Biological Safety Cabinet
Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasisinar UV beberapa jam sebelum digunakan (Blacksweetranger,2008).
            Sejarah mikrobiologi dimulai dari penemuan mikroskop oleh Robert Hook pada tahun 1664. Melalui mikroskopnya yang terdiri atas dua lensa sederhana, Hooke mampu melihat ruang-ruang yang ia sebut dengan sel, yang mengarah pada munculnya teori sel yang menyatakan bahwa seluru mahkluk hidup tersusun atas sel-sel. Mikrobiologi dalam bidang kesehatan difokuskan pada penemuan substansi-substansi yang dapat menghancurkan mikroorganisme patogen tanpa menyebabkan hewan atau manusia terinfeksi ( Sylvia, 2008 ).
            Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi yang memberikan perbesaran yang membuat kita dapat melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop yang tersedia menungkinkan jangkauan perbesaran yang luas dari beberapa kali hingga ribuan kali (Lay,1994).
            Dalam pengujian mutu suatu bahan pangan diperlukan berbagai uji yang mencangkup uji fisik, uji kimia, uji mikrobiologi, dan uji organoleptik. Uji mikrobiologis merupakan salah satu uji yang penting, karena selain dapat menduga daya tahan simpan satu makanan, juga dapa digunakan sebagai indikator sanitasi makana atau indikator keamanan makanan. Berbagai macam uji mikrobiologi dapat dilakukan terhadap bahan pangan, meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menetukan mutu dan daya tahan suatu makanan (Srikandi, 1993 ).




















III.  METODOLOGI PRAKTIKUM
A.    Tempat dan Waktu
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo Kendari. Pada hari Kamis 20 Oktober 2011 pukul 14.00 WITA sampai selesai.
B.  Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu buku gambar dan alat tulis menulis.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu cawan petri, tabung reaksi, gelas obyek/cover, jarum ose, lampu bunsen, mikroskop cahaya, pipet, gelas kimia, gelas ukur,  erlenmeyer, sikat tabung, centrifuge, labu takar, hot plate, culture chamber, loupe, timbangan analitik, gegep, autoclave, Laminar Air Flow (LAF), oven, desikator, jangka sorong, dan saringan spora.
C.  Prosedur Pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan ini yaitu :
-  Menggambar atau memfoto peralatan dan menjelaskan fungsi alat masing-masing.
-  Mendiskusikan bersama teman-teman tentang bagaimana cara menggunakannya.







IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.          Hasil
         Hasil pengamatan praktikum ini disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat-alat dalam pengamatan mikrobiologis beserta fungsinya.
No.
Alat
Fungsi
1.
Cawan petri
Menyimpan bahan yang akan di gunakan.
2.
Tabung reaksi
Mereaksikan bahan kimia.
No.
Alat
Fungsi
3.
Gelas obyek/cover
Menyimpan obyek yang akan diamati
4.
Jarum ose
Mengkulturkan mokroba
No.
Alat
Fungsi
5.
Lampu bunsen
Setrilisasi panas-kering.
6.
Mikroskop cahaya
Mengamati obyek yang tidak kasat mata.
No.
Alat
Fungsi
7.
Pipet
Mengambil bahan larutan.
8.
gelas kimia
Menyimpan bahan kimia.
No.
Alat
Fungsi
9.
Gelas ukur
Mengukur bahan sesuai dengan volume yang diperlukan.
10.
Erlenmeyer
Membuat larutan.
No.
Alat
Fungsi
11.
Sikat tabung
Membersikan tabung.
12.
Centrifuge
Memisahkan padatan larutan.
No.
Alat
Fungsi
13.
Labu takar
Mereaksikan bahan dan menyimpan bahan.
14.
Hot plate
Memanaskan bahan.
No.
Alat
Fungsi
15.
Culture Chambera
Mengkulturkan.
16.
Loupe
Mengamati obyek dengan perbesaran standar.
No.
Alat
Fungsi
17.
Timbangan analitik
Menimbang dan mengukur bahan yang akan digunakan dengan ukuran kecil.
18.
Gegep
Menjepit obyek pengamatan.
No.
Alat
Fungsi
19.
Autoclove
Setrilisasi panas-basa bertekanan.
20.
Laminar Air Flow (LAF)
Tempat melunturkan obyek.
No.
Alat
Fungsi
21.
Oven
Memanaskan bahan.
22.
Desikator
Menetralkan massa bahan.
No.
Alat
Fungsi
23.
Jangka sorong
Mengukur diameter luar dalam.
24.
Saringan spora
Ektraksi spora/tempat memisahkan spora.
B.  Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan melalui praktikum kami dapat mengetahui beberapa alat dan fungsi serta cara mengoprasikan alat-alat mikrobiologis. Adapun alat-alat pengamatan mikrobiologis yang telah diketahui adalah cawan petri berfungsi untuk menyimpan bahan yang akan digunakan, tabung reaksi berfungsi untuk mereaksikan bahan kimia, gelas obyek/cover berfungsi untuk menyimpan obyek yang akan di amati, jarum ose berfungsi mengkuturkan mikroba, lampu bunsen berfungsi sterlisasi panas kering, mikroskop cahaya berfungsi untuk melihat obyek yang tidak kasat mata, pipet berfungsi mangambil bahan larutan, gelas kimia berfungsi menyimpan bahan kimia, gelas ukur berfungsi mengukur bahan sesuai yang diperlukan, erlenmeyer berfungsi membuat larutan, sikat tabung berfungsi untun membersikan tabung, centrifuge berfungsi memisahkan padatan larutan, hot plate berfungsi memanaskan bahan, cilture chamber berfungsi mengkulturkan, loupe berfungsi mengamatai obyek dengan perbesaran standar, timbangan analitik berfungsi menimbang dan mengukur bahan dengan ukuran kecil, gegep berfungsi , autoclave berfungsi mensetrilisasikan panas basa bertekanan, Laminar Air flow (LAF) berfungsi sebagai tempat menunturkan obyek, oven berfungsi memanaskan bahan, desikator berfungsi menetralkan massa bahan, jangka sorong berfungsi mengukur diameter luar dan dalam, saringan spora berfungsi mengetrasikan spora/memisahkan spora.
Dari semua alat-alat pengamatan mikrobiologis yang telah kami gambar dan mengetahui fungsi serta cara mengoprasikannya, alat-alat pengamatan mikrobiologis ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu peralatan dari bahan gelas kaca, plastik, dan besi. Peralatan yang terbuat darai kaca tahan panas adalah paling banyak untuk pengamatan mikrobiologis dan digunakana dalam pembuatan media tumbuh dan penumbuhan mikroba, contoh peralatan yang terbuat dari kaca dan diguanakan dalam pengamatan mikrobiologi adalah  tabung reaksi,gelas kimia, gelas ukur, dan masih banyak lagi yang telah kami amati yang tebuat dari kaca. Peralatan yanag terbuat dari bahan plastik hanya pada macam alat tertentu seperti cawan petri. Sedangkan peralatan besi biasanya untuk kegiatan pemotongan, inokulasi, penumbuhan mikroba dan untuk pengamatan.










V.    KESIMPULAN DAN SARAN
A.       Kesimpulan
Dari hasil praktikum diperoleh Kesimpulan dari pengenalan alat-alat pengamatan mikrobiologis yaitu:
1.                  Peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian mikrobilogos yaitu cawan petri, tabung reaksi, gelas obyek/cover, jarum ose, lampu bunsen, mikroskop cahaya, pipet, gelas kimia, gelas ukur, erlenmeyer, sikat tabung, centrifuge, labu takar, hot plate, culture chamber, loupe, timbangan analitik, gegep, autoclove, Laminar Air Flow (LAF), oven, desikator, jamgka sorong, dan saringan spora.
2.                Pada laboratorium mikrobiologi, alat-alat dapat dikelompokkan menjadi alat-alat sterilisasi misalnya oven, autoklave, lampu UV dsb, alat-alat pengukuran misalnya koloni counters, timbangan analitik, alat-alat aseptis misalnya  LAF, alat-alat untuk melihat mikroba mis: mikroskop cahaya, mikroskop kamera, alat-alat tambahan/media misalnya  cawan petri, ose lurus, jarum ose, objek glass, dsb.

B.                 Saran
Saran yang saya ajukan adalah agar dalam praktikum selanjutnya agar dalam memeraktekan cara penggunaan alat sebaiknya alat di cek dulu apakah masih dapat digunakan atau sudah rusak, agar dalam memeraktekan cara mengoprasikan atau menjalankan alat benar-benar maksimal sehingga praktikan tidak kebingungan dalam penggunaan alat nanti.

                                  DAFTAR PUSTAKA
Algrosia, 2008. Pengaruh Jamur Mikorisa Arbuskula terhadap Pertumbuhan Tanaman Selasih (Ocimum sanctum L.). http://www.docstoc.com/dosc/22716422/Pengaruh-Jamur-Mikoriza-Arbuskula-terhadap-Pertumbuhan-Tanaman-Selerasih. . [25/11/2011].

Burdas, 2002. Tinjauan Pustaka. http://resposltory.usu.ac.id/btlstream/ 123456789/17749/4/ChapterII.pdf [12/11/2011].

Blacksweetheart., 2008. http:/wordpress.com/Pengenalan-alat/Blacksweetranger’s /Blog.htm. [23/10/2011].

Cambell, A., Reece, J., B., dan Mitchell., L., G., 2003. Biologi jilid 2 (lux) edisi V. Terjemahan Manalu ., W. Jakarta. Erlangga.

Caray , 2008. Pembuatan Media Agar dan Sterilisasi. http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/08/pembuatan-media-agar-dan-sterilisasi.html. [4/11/2011].

Dewi, 2007. Peran Prospek dan Kendala dalam Pemanfaatan Endomikoriza. http://www.docstoc.com/docs/22716422/Peran-Prospek-dan-Kendala-dalam-Pemanfaatan-Endomikoriza. [24/11/2011].

Dwijoseputro, D., 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djembatan. Jakarta.
Dwidjoseputro D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Universitas Brawijaya. Surabaya.

Ferdiana, F., dan Ariwibowo, M., 2007. Praktis Belajar Biologi. Jakarta Timur.  Visindo Media Persada.

Gadjar, dan Sjamsuridzal, 2006. Mikrobiologi Dasar dan Terapan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Lay, B., 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium, http:/wordpress.com/Pengenalan- alat/Blacksweetranger’s /Blog.htm. [23/10/2011].

Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Idafi, Mahfuz., 2011. Steilisasi dan Pembuatan Medium Mokrobia. http://www.scribd.com/doc/24542047/Sterilisasi-Dan-Pembuatan-Medium-Mikrobia-Dafi017. [30/10/2011].

Melu, B., 2011. Mirobiologi Pembuatan Media Jenis-Jenis Mikroba. http://n4zer.wordpress.com/mirobiologi-pembuatan-media-jenis-jenis-mikroba/. [4/11/2011].
Mulyani, Sri E.S., 2006. Anatomi tumbuhan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Murchoji dan Cahyana Y.A., 2010. Budi Daya Jamur Kuping. Penebar Swadaya. Jakarta.

Novriani, dan Madjid, 2009. Peran dan Prospek Mikoriza. http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2009/06/peran-dan-prospek-mikoriza-bagian3.html. . [25/11/2011].

Octora, F, Oktaviani. K, Muhammad ID, dan Hapsah, S., 2009. Persiapan Media dan Larutan Pengencer. http://www.docstoc.com/docs/21071395/laporan-Mikrobio (20/11/2011).

Parnata, A. S., 2010. Meningkatkan Hasil Panen Dengan Pupuk Organik. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.

PelczarJr, M. J. Dan Chan, E.C.S., 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Universitas Indonesia (UI-Perss). Jakarta.

Rungkat, J.A., 2009. Peranan MVA dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Reproduksi Tanaman. http://www.scribd.com/doc/34225636/Peranan- MVA-dalam-Meningkatkan-Pertumbuhan-dan-Reproduksi-Tanaman. [24/11/2011].

Risti, dkk, 2010. Makalah Mikrobiologi dan Bioteknologi Pertanian II Endomikoriza (Fungi Mikoriza Arbuskula). Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran. Jatinangon.
                 http://www.scribd.com/doc/46120809/Endo-Mikoriza-FMA. [02/12/2011].
Sutanto, R., 2002. Penerapan pertanian organik. Yogyakarta. Penerbit Kanisius.
Srikandi, F., 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sylvia, P,T., 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga. Jakarta.
Suriawiria, U., 1993. Pengantar untuk Mengenal dan Menanam Jamur. Angkas. Bandung.
Suhardiman, P., 1998. Budy Daya Jamur Shitake. Kanisius. Yogyakarta.
Sumarsih, Sri, 2010. Untung Besar  Usaha Bibit Jamur Tiram. Penebar Swadaya.  Jakarta.

Susanto, Rachman, 2002. Pertanian Organik. Kasinus. Yogyakarta.

Suwahyono, U., 2009. Biopestisida. Jakarta.
Tietjen, L., Bossemeyer, D., Mintosh N., 2004. Panduan Pencegahan Infeksi Pelayanan Kesehatan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta.

Wijaya, J., 2007. Biologi Interaktif. Azkas prees. Jakarta.

Widiastuti, 2011. Peranan Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) Dalam Perlindungan Tanaman. httpl:ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpsur/index.php?option=com contet&view=article&id=123:peranan-mikoriza-vesikular-arbuskular-mva-dalam-perlindungan-tanaman&catid=14:proteksi&Itemid=25. [25/11/2011].









SKRIPSI PERAN WANITA TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA

  I. PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Gerakan wanita atau lebih dikenal sebagai gerakan gender sebagai gerakan politik sebenarnya...