Saturday, September 22, 2018

Pembangunan Bidang Sosial Budaya



 Pembangunan Bidang Sosial Budaya

2.1 Pengertian Pembangunan Sosial Budaya
Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan per­ubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”.
Menurut Enda (2010), sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan. Sedangkan menurut Daryanto (1998), sosial merupakan sesuatu yang menyangkut aspek hidup masyarakat. Namun jika di lihat dari asal katanya, sosial berasal dari kata ”socius” yang berarti segala sesuatu yang lahir, tumbuh dan berkembang dalam kehidupan secara bersama-sama.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari Indonesia.buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata LatinColere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Jadi  budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi dan  merupakan system pengetahuan yang meliputi system ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia. Kebudayaan merupakan keseluruhan cara hidup masyarakat yang perwujudannya tampak pada tingkah laku para anggotanya. kebudayaan tercipta oleh banyak faktor organ biologis manusia, lingkungan alam, lingkungan sejarah, dan lingkungan psikologisnya. Masyarakat Budaya membentuk pola budaya sekitar satu atau beberapa fokus budaya. Fokus budaya dapat berupa nilai misalnya keagamaan, ekonomi, ideologi dan sebagainya.
Jadi pembangunan sosial budaya sebagai suatu proses perubahan sosial budaya terencana yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, dimana pembangunan dilakukan saling melengkapi proses pembangunan ekonomi.




2.2 Aspek – Aspek Utama Dalam Sosial Budaya
a)      Bahasa sebagai identitas bangsa
Bahasa merupakan aspek social budaya yang mutlak perlu untuk dikembangkan dan dilestarikan. Karena peranannya yang sangat penting bagi salah satu alat pemersatu bangsa, disamping peranannya dalam proses komunikasi dan sekaligus sebagai identitas bangsa yang bersangkutan. Bahwa dalam masyarakat majemuk bahasa dapat dikategorikan sebagai bahasa nasional disamping bahasa-bahasa daerah. Bahasa nasional harus dimasyarakatkan sedemikian rupa sehingga semua warga negara menguasainya dan dapat berkomunikasi dalam bahasa nasional tersebut.berbagai bahasa daerah harus dipadang sebagai “kekayaan nasional” dan oleh karenanya harus pula dilestarikan. Tidak sulit untuk menemukan bangsa yang persatuannya kukuh antara lain karena adanya bahasa nasional. Sebaliknya, tidak sedikit Negara bangsa yang dilanda pertikaian dan disintegrasi social karena tidak adanya bahasa nasional dank arena upaya yang tidak ada ujung pangkalnmya dari berbagai suku atau ras dimasyarakat yang ingin agar bahasa mereka diterima sebagai bahasa nasional.
b)   Adat Istiadat dan Tradisi
Bahwa keseluruhan adat istiadat dan tradisi suatu masyarakat merupakan bagian penting dari budaya masyarakat yang bersangkutan. Budaya suatu bangsa merupakan persepsi bersama tentang tata cara berperilaku dalam masyarakat tersebut. Dalam masyarakat manapun, budaya berfungsi antaralain sebagai berikut:
Ø  Menentukan batas-batas keperilakuan dalam kehidupan bermasyarakat karena budaya “mengatur” apa yang baik dan tidak baik, benar atau salah, pantas dan tidak pantas, boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan, dan hal-hal sejenis seperi itu. Tentu saja hanya masyarakat yang bersangkutanlah yang harus menetukan bagi dirinya sendiri “pengaturan” tersebut.
Ø  Pemelihara stabilitas nasional. Fungsi pertama tersebut diatas, jelas menunjukkan bahwa setiap warga masyarakat dituntut untuk melakuakan berbagai penyesuaian sehingga mencerminkan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat sebagai keseluruhan. Dengan demikian, dapat dicegah timbulnya konflik antara seorang anggota masyarakat dengan anggota masyarakat lain.
Ø  Pendorong interaksi positif dan harmonis. Sebagai makhluk sosial, manusia pasti berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. 

SILAHKAN DOWNLOAD FILENYA DISINI

Friday, September 21, 2018

PROPOSAL STATUS MUTU AIR TELAGA BIRU DESA PUUHIALU KECAMATAN OHEO KABUPATEN KONAWE UTARA UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA



I.    PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang
         Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, yaitu demi peradaban manusia, bahkan dapat dipastikan tanpa pengembangan sumber daya air secara konsisten, peradaban manusia tidak akan mencapai tingkat yang dinikmati sampai saat ini, dinikmati yang dimaksud adalah penggunaan air dalam memenuhi kebutuhan sekunder seperti hiburan atau wisata.
         Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10.Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan).
         Menurut Supriatna (2008), wisata yang saat ini yang sedang populer di dunia adalah wisata alam (nature tourism). Wisata alam adalah perjalanan ke suatu tempat yang masih asli untuk menikmati keindahan bentang termasuk di dalamnya hiking, sailing, dan camping. Wisata alam pada dasarnya  menyuguhkan keindahan panorama alam, wisata alam itu terdiri dari beberapa bagian di antaranya adalah wisata pegunungan, wisata danau (telaga), wisata air panas, wisata goa, wisata air terjun, atau wisata peninggalan sejarah seperti candi (Soetopo, 2011). Salah satu wisata alam adalah wisata danau (telaga) yang merupakan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi danau (telaga) tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata danau yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
Keputusan pemilihan destinasi wisata bagi wisatawan domestik nusantara dipengaruhi beberapa faktor. Kondisi higenitas lingkungan menempati posisi ke 6 dari 24 faktor urgensi sebelum mengambil keputusan pemilihan dan pengembangan destinasi wisata. Higenitas lingkungan termasuk didalamnya adalah kualitas air sebagai salah satu objek wisata (Yusendra, 2015). Kualitas air merupakan sifat air dan kandungan mahluk hidup, zat, energi, atau komponen lain di dalam air. Kulitas air dinyatakan dengan beberapa parameter yaitu parameter fisika, kimia dan biologi (Effendi, 2003).
Pencemaran air mengakibatkan kualitas air menjadi menurun. Penurunan kualitas air akan menurunkan dayaguna, hasil guna, produktifitas, daya dukung dan daya tampung dari sumber daya air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumber daya alam. Pemeliharaan kualitas air agar tetap pada kondisi alamianya, perlu dilakukan, pemantauan, pengelolaan, dan pengendalian pencemaran air secara bijaksana. Pemantauan kualitas air perlu dilakukan karena telah banyak danau di Indonesia yang telah mengalami degradasi atau penurunan kualitas akibat intrusi limbah dari kegiatan industri, pertanian dan juga kegiatan rumah tangga (Syamiazi, dkk, 2015).
Pengelolaan dan pengecekan kualitas air perlu dilakukan secara rutin untuk menjaga kualitas air. Kualitas air menjadi bagian penting dalam pengembangan sumberdaya air yang mencakup keadaan fisik, kimia dan biologi yang dapat mempengaruhi ketersediaan air untuk kehidupan manusia seperti rekreasi atau wisata, sehingga analisis kualitas air sangat penting dilakukan untuk menjaga kualitas suatu perairan, khususnya dalam perairan yang digunakan sebagai destinasi wisata.
Salah satu wisata yang akan dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Konawe Utara adalah telaga biru sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Utara  Nomor  2 Tahun 2016 Tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Konawe Utara Tahun 2016-2026. Telaga biru merupakan salah satu destinasi wisata alam yang banyak diminati oleh masyarakat sekitar maupun masyarakat luar daerah, dengan ciri khasnya yang memilki warna air yang biru dengan nuansa yang sangat indah dan nyaman karena  letak telaga biru tersebut berada di dekat persawahan masyarakat, untuk memepertahankan keunikan telaga biru tersebut perlu adanya tindakan konservasi agar dapat berkelanjutan dan menguntungkan bagi masyarakat sekitar. Hal tersebut melatar belakangi peneliti untuk melakukan penelitian tentang status mutu air Telaga Biru Desa Puuhialu Kecamatan Oheo Kabupaten Konawe Utara untuk pengembangan ekowisata.
SILAHKAN DOWNLOAD FILENYA DISINI

Thursday, September 20, 2018

JURNAL EKSPLORASI PENGETAHUAN LOKAL ETNOMEDISIN DAN TUMBUHAN OBAT



EKSPLORASI PENGETAHUAN LOKAL ETNOMEDISIN DAN TUMBUHAN OBAT di Pulau Kapota Kabupaten Wakatobi

Edi Sumarno

Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo, Indonesia.
E-mail: edisumarno007@gmail.com

EDI SUMARNO (M1A1 13 136) Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat di Pulau Kapota Kabupaten Wakatobi dibawah bimbingan Dr.Nur Arafah, SP., M.Si dan Arniawati, S.Hut., M.Sc.
Masyarakat Desa Kapota merupakan salah satu dari Sembilan masyarakat adat di Kabupaten Wakatobi. Masyarakat Desa Kapota memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan etnomedisin dengan keunikan ramuan dan cara penggunaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendokumentasikan jenis-jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Desa Kapota, mengetahui bagaimana aspek etnomedisin masyarakat Desa kapota, dan mengetahui cara masyarakat melestarikan tumbuhan tersebut. Peneltian ini menggunakan metode purposive sampling dengan sampel responden batra dan pasien batra Desa Kapota. Hasil menunjukan bahwa terdapat 27 jenis tumbuhan berupa 7 pohon, 13 perdu, 2 herba, 3 semak, 1 jenis palem, dan 1 jenis paku-pakuan epifit dengan bagian yang digunakan sebagai bahan obat berupa daun, buah, bunga, akar, batang, getah dan seluruh bagian tumbuhan (herba). Aspek etnomedisin sangat kental dalam budaya masyarakat dimana masyarakat telah memiliki pengetahuan cara pengobatan secara turun temurun. Upaya pelestarian telah dilakukan dimana masyarakat menanam sendiri tumbuhan obat tersebut dan hanya mengambil bagian yang dibutuhkan tanpa merusak tumbuhan.
Kata kunci: Etnomedisin, Masyarakat Desa Kapota , Konservasi, dan Tumbuhan Obat.

SILAHKAN DOWNLOAD FILENYA DISINI

SKRIPSI PERAN WANITA TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA

  I. PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Gerakan wanita atau lebih dikenal sebagai gerakan gender sebagai gerakan politik sebenarnya...